Tak Hanya Diajari Membatik, Peserta Pelatihan Juga Diikutkan Uji Kompetensi
Disnaker, Pemkab Malang- Selama enam hari, hingga Kamis (23/5) sebanyak 50 orang mengikuti pelatihan membatik. Pelatihan membatik dengan 17 orang peserta berasal dari difabel ini digelar oleh Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang yang berkerja sama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Ganesha, Kepanjen.
Rupanya, para peserta tidak hanya mendapatkan materi mengenai membatik. Namun juga pemberdayaan dari hulu hingga hilir.
Hal ini dibuktikan dengan penandatanganan kerja sama antara tiga perusahaan batik dengan LPK Ganesha. Penandatanganan ini disaksikan dan diketahui langsung oleh Kepala Disnaker, Drs Yoyok Wardoyo MM.
Kepala Disnaker, Drs Yoyok Wardoyo MM menjelaskan, ini merupakan bukti konkret langkah Disnaker untuk memberdayakan para pembatik. Utamanya bagi mereka yang merupakan penyandang cacat.
"Setelah mereka mendapatkan materi soal membatik, ada perusahaan yang menampung karya mereka. Tidak hanya itu, namun juga memasarkan. Jadi kegiatan pelatihan ini ada kelanjutannya. Tidak berhenti sampai di sini. Harapannya nanti para pelatihan ini menjadi entrepreneur. Tapi sebelum itu, belajar bagaimana usaha batik dulu tidak apa-apa," beber Yoyok.
Tiga perusahaan batik ini dua berasal dari Kabupaten Malang dan satu dari Probolinggo. Mekanisme kerja sama, pasca lebaran para perusahaan akan memberikan alat dan bahan untuk membatik. Kemudian, para perajin akan mengerjakan batik bagi perusahaan. Sistem pembelian dan pembayaran dilakukan sebulan sekali.
Yoyok menambahkan, para peserta pelatihan juga akan mengikuti studi banding ke perusahaan batik milik Wiyono. Yakni salah satu perusahaan yang bekerja sama, berlokasi di Probolinggo.
"Setelah kami berikan pelatihan, kami beri materi perbankan dengan menggandeng Bank Jatim, materi kewirausahaan dari Apindo, kerja sama dengan perusahaan, kami juga memfasilitasi para peserta untuk studi banding agar mereka belajar bagaimana usaha batik itu," beber Yoyok.
Sementara itu, pimpinan LPK Ganesha, Nailah Chamidah menjelaskan, para peserta ini nantinya akan diikutkan uji kompetensi membatik. Uji kompetensi membatik yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Malang ini tidak ditarik biaya alias gratis.
"Kalau bayar, per peserta biayanya Rp 500 ribu. Tapi ini, kami mendapatkan kuota peserta uji kompetensi. Sehingga gratis," beber Chamidah.
Dia tambahkan, ada banyak keuntungan yang didapatkan dari mengikuti uji kompetensi membatik. Salah satunya mendapatkan sertifikasi kompetensi. Sertifikat kompetensi ini tertulis dalam dua bahasa. Yakni Indonesia dan Inggris.
"Jadi nanti jika ingin ke luar negeri, tidak jadi ART lagi. Tapi pembatik berkompetensi yang kemampuannya diakui," tegas dia. (tik)